Dalam
proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai
didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat
diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti
sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru
selayaknya memberkan sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi
terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam belajar mereka.
Dorongan
yang seharusnya diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah
sikap/perilaku individu untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana
tidak adanya peran individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu
hubungan yang dapat memberikan satu nilai temabah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya
yang mana memberikan suatu arahan untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi
belajar siswa. Bagaimana untuk dapat meningkatkan prestasi belajar?Salah satu
bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi
belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang dibrikan kepada siswa
harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.
Motivasi belajar ini diberikan berupa informasi yang
dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar
mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan
membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi
mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas
dijabarkan dihalaman-halaman depan.
A. Pengertian Motivasi
B. Fungsi Motivasi
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
C. Stategi menumbuhkan motivasi belajar
1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah. Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol, penghargaan, dan benda.
3. Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan metode bervariasi.
10. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
D. Macam-macam motivasi
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
2. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
1. Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran.
2. Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
F. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi
1. Attention (Perhatian)
2. Relevance(Relevansi)
3. Confidence (Percaya diri)
4. Satisfaction (Kepuasan)
G. SIMPULAN
1. Motivasi belajar mutlak harus dimiliki khususnya para siswa dengan berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh individu sendiri maupun bagi para guru yang memang membimbinga para murid untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
2. Motivasi yang ada pada diri sorang individu juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar.
3. Selain itu juga motivasi yang ada pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari dalam diri individu, yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya yang memang harus dikembangkan yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.
4. Motivasi dalam belajar dapat dibentuk dari dalam diri seseorang dengan berbagai hal yang mendukung untuk menciptakan belajar yang nyaman dan tenang salah satunya adalah cuaca yang ada diluar diri individu.
B. Fungsi Motivasi
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
C. Stategi menumbuhkan motivasi belajar
1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah. Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol, penghargaan, dan benda.
3. Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan metode bervariasi.
10. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
D. Macam-macam motivasi
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
2. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
1. Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran.
2. Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
F. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi
1. Attention (Perhatian)
2. Relevance(Relevansi)
3. Confidence (Percaya diri)
4. Satisfaction (Kepuasan)
G. SIMPULAN
1. Motivasi belajar mutlak harus dimiliki khususnya para siswa dengan berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh individu sendiri maupun bagi para guru yang memang membimbinga para murid untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
2. Motivasi yang ada pada diri sorang individu juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar.
3. Selain itu juga motivasi yang ada pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari dalam diri individu, yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya yang memang harus dikembangkan yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.
4. Motivasi dalam belajar dapat dibentuk dari dalam diri seseorang dengan berbagai hal yang mendukung untuk menciptakan belajar yang nyaman dan tenang salah satunya adalah cuaca yang ada diluar diri individu.
Istilah
motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya
perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya
tujuan.
Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat
diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas
belajar.
Ada
tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa
hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa
memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu
belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah
cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang
beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang
beroreintasi pada tujuan tersebut merupan inti motivasi.
Guru
bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik.
Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar
siswanya.
Secara
garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
Nampak
jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan
sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran
tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan
demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata
untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada
beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:
Motivasi
ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang saling
berkaitan satu dengan lainnya.
Belajar
merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa,
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata
(1989:142),faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3,
yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor instrument.
Faktor
dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal
dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
Dari
kondisi psikologis diantaranya pertamafaktor kecerdasan yang dibawa individu
mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan
tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya
semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan
lambat dan mengalami kesulitan belajar.Kedua faktor Bakat, individu satu dengan
lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda. Bakat
merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.Ketiga faktorMinat, minat individu merupakan ketertarikan individu
terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa
lebih mudah dan cepat.Keempat faktor Motivasi, motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa
lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah ”Sesuatu yang
menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi
siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru
membelajarkan siswa.Kelima faktor emosi, emosi merupakan kondisi psikologi
(ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar.
Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan
senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.Keenam faktor kognitif,
Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan,
perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa
Faktor
dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
Dari
lingkungan alami yang dalamnya ada faktor yang mempengaruhinya dianatanya
pertama faktor Keadaan udara, keadaan udara
mempengaruhi proses belajar siswa, apabila udara terlalu lembab atau
kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di
lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih
baik.kedua waktu belajar, waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa
misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.Ketiga cuaca, cuaca yang terang benderang dengan
cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman
bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.Keempat tempat atau
gedung, Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah
yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh
dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan
lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan
sebagainya yang membahayakan keselamatansiswa.Faktor yang kelima media,
media/alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya,
program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).
Wlodkowski
(dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames
(Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang
mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri
yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.Dalam proses
belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga
ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Dari
berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun
seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:
Perhatian
peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa
ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan
memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat
dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada,
kontradiktif atau kompleks.
Apabila
elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat
menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak
memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
Relevansi
menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka
menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat
dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan
pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi,
motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif
value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for
power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Merasa
diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara
positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa
motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.
Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan
selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
berikutnya.
Keberhasilan
dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal
dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi
peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian,
pemberian kesempatan, dsb.
Bagaimanakah
cara untuk menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik sekaligus memberikan motivasi belajar intrinsik pada anak ?
Dibawah
ini ada beberapa cara bagaimana untuk menumbuhkan motivasi secara instrinsik
dianataranya; Pertama Meluangkan waktu untuk menemani anak. Kedua Memberikan
penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk belajar.Ketiga
Memberikan hukuman yang mengandung pelajaran.Ketiga Mendengarkan keluh kesah
anak mengenai kegiatan belajar yang dilakukannya.Keempat Memberi perhatian pada
hal-hal yang dilakukan anak pada saat ia belajar. Kelima Menghargai setiap
perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam kegiatan belajarnya, sekecil apa
pun perkembangan itu
Dari
pembahasan yang sudah dipaparkan didepan dapat diambil suatu kesimpulan
diantaranya bahwa;
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi
MIN Malang 1. 2007. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar. Copyraigt Malang.
Taidin
Suhaimin. Artikel Motivasi & Pembangunan Diri. 2008. Copyright UGMC. Kota
Kinabalu, Sabah, Malaysia
Berlangganan Artikel Via Email
No comments:
Post a Comment